Youjitsu 1st Year Volume 6

Chapter 5 (Part 6)

- 4 min read - 746 words -
Enable Dark Mode!

Kelas hari ini terasa sangat panjang.

Mungkin karena aku secara bertahap mulai menantikan sesi belajar dengan teman-temanku sepulang sekolah.

Aku menuju ke bioskop dengan Yukimura dan yang lainnya.

“Rasanya menyenangkan pergi dengan semua orang… Ki-Kiyotaka-kun”

Berbicara dengan tenang, Airi juga mengungkapkan kegembiraannya di sebelahku.

Terlepas dari pemikiran bahwa dia seperti anak kecil tak berdosa, aku juga merasakan hal yang sama.

Apa yang bisa kukatakan? Aku juga kekanak-kanakan.

“Ya benar. Itu bukan perasaan yang tak menyenangkan.”

“Ehehehe…… Kiyotaka-kun.”

“Ada apa?”

“Hah? Maksudmu apa?”

“Kau memanggil namaku kan?”

“……A-Apa aku memanggilmu !? A-aku minta maaf, sama sekali tak seperti itu!”

Aku tak berpikir aku salah dengar, tapi Airi membantah telah memanggilku.

Kami tiba di Keyaki Mall dan langsung menuju ke bioskop.

Haruka telah memesan tiketnya terlebih dahulu, jadi dia memberikannya pada semua orang satu per satu.

“Aku sudah menantikan untuk-”

“Ayanokōji-kun!”

Sebuah suara memanggil kami dari kejauhan. Maya Satō, mengapa dia ada di sini…

“Apakah kau kebetulan pergi ke bioskop sekarang? Ah! Itu yang super populer!”

Dia berbicara dengan bersemangat setelah melihat tiket film di tanganku.

“Sebenarnya, aku datang untuk melihat film itu juga. Karuizawa-san dan yang lainnya juga datang!”

“……Sepertinya begitu.”

Beberapa gadis mendekati kerumunan dari belakang Satō.

“Apakah kau diajak oleh Karuizawa?”

“Nggak. Ketika aku berbicara tentang bagaimana aku ingin pergi ke bioskop selama sesi belajar kami, Karuizawa-san mengatakan dia ingin pergi juga, jadi kami memutuskan untuk pergi bersama. Karena ini kesempatan langka, mari kita nonton bersama-sama!”

Setelah mengatakan itu, Sato meraih lenganku dengan kedua tangan.

“Fuaa!?”

Di belakangku, Airi membuat suara agak mirip dengan jeritan.

“He-Hei, hentikan.”

“Eh? Bagaimana bisa~? Apa bedanya.”

Satō berbicara dengan santai, tapi wajahnya sedikit merah. Sepertinya dia berusaha keras untuk berlebihan.

“Kebetulan sekali, Yukimura-kun dan Ayanokōji-kun. Hasebe-san dan Sakura-san juga.”

Karuizawa berbicara, memberikan sedikit sikap merendahkan.

Gambar 10

Itu bukan kebetulan sama sekali. Aku telah mengatakan kepadanya malam sebelumnya bahwa aku akan pergi ke bioskop. Namun, aku tak mengharapkan Karuizawa datang sendiri.

“……Sungguh kebetulan yang tak menyenangkan. Aku masuk ke dalam.”

Dengan tampilan kebencian, Keisei menyerahkan tiketnya dan masuk ke bioskop.

“Dalam hal ini, aku akan pergi juga……”

Memisahkan diri dari Satō dengan paksa, aku mengikuti Keisei dan yang lainnya.

Bagian dalam bioskop dipenuhi dengan cukup banyak siswa untuk mengisi seluruh kursi. Bau harum popcorn dan hot dog panggang menstimulasi lubang hidungku.

Kami telah memesan lima kursi di baris tertinggi di bagian paling akhir, menghitung dari kanan.

Satō, Karuizawa, dan anggota kelompok mereka yang lain tampaknya khawatir tentang apa yang harus dibeli di toko dan belum datang.

“Um, K-Kiyotaka-kun.”

Saat aku duduk di kursiku, Airi diam-diam berbisik di telingaku dari tempat duduk di sebelahku. Karena semua siswa lain di sekitar kami mengobrol dengan gembira, aku tak berpikir dia perlu berbicara dengan lembut.

“Ada apa?”

“Kiyotaka-kun… yah… telah bergaul sangat baik dengan Satō-san baru-baru ini, kan……?”

Mempertimbangkan apa yang baru saja terjadi, tak mungkin tak berpikir demikian.

Namun, jika aku tak secara tegas menyangkal sesuatu ketika itu tak benar, akan sulit untuk berhenti jika rumor menyebar.

“Itu hanya kesalahpahaman. Satō dan aku dipasangkan untuk ujian akhir jadi kami telah belajar bersama beberapa kali."

“T-tapi, orang-orang biasanya tak berjalan bergandengan tangan?”

“Itu tak bergandengan tangan, itu yang sedang dilekatkan.”

“Aku merasakan itu, jika kau tak menyukainya, kau bisa menyingkirkannya…”

Airi membalas dengan malu-malu, namun akurat. Itu tentu saja bisa terjadi.

Aku menjadi pasif saat mengikuti arus, tapi bukanlah ide yang baik untuk menerima kesalahpahaman seperti ini.

“Aku mengerti. Aku tak berpikir akan ada waktu berikutnya, tapi aku akan berhati-hati.”

“D-Dan Selain itu…”

Masih ada hal lain……

“Sebelum pasangan dipilih, kau pergi ke suatu tempat sendirian dengan Satō-san, kan?”

Itu dikatakan, ketika Satō telah memintaku untuk mengikutinya, Airi sepertinya melihatku di ruang kelas.

“……A-antara kalian berdua, apakah ada sesuatu…”

“Tidak.”

Mengatakan tidak mungkin bohong, tapi paling-paling aku hanya diminta untuk informasi kontakku.

Airi dan aku juga telah bertukar informasi kontak, jadi ini bukan sesuatu yang membuatku merasa bersalah.

“Tak meyakinkan?”

“T-tidak. M-maaf. Aku menanyakanmu semua hal-hal aneh…… Apa aku membuatmu tak nyaman……?”

“Tak semuanya. Jika ada sesuatu yang kau khawatirkan, kau dapat memberi tahuku kapan saja.”

“S-serahkan padaku! Aku akan terus mengawasimu, Kiyotaka-kun!”

Tidak. Sangat menegangkan jika kau mengamatiku begitu dekat…

Aku tak tahan untuk menolak Airi, yang telah membuat sedikit gerakan kemenangan, jadi aku menelan kata-kata itu.

Tak ada yang istimewa yang terjadi setelah itu, jadi aku menikmati film dengan tenang.

Meski ada yang agak aneh dengan isi film itu.


*itu yang sedang dilekatkan (bahasa Inggris: that was being latched onto): Ini maksudnya merangkulnya dengan paksa atau apalah. Masih belum menemukan kata yang pas.