Youjitsu 1st Year Volume 6

Chapter 5 (Part 3)

- 8 min read - 1557 words -
Enable Dark Mode!

Karena kita semua tinggal di asrama yang sama, kita semua pasti pulang bersama.

Yukimura melacak kemajuan sesi belajar hari ini di ponselnya.

“Sudah lama sejak aku begitu fokus untuk belajar. Enam jam di kelas, ditambah dua jam setelah sekolah, kan? Bahkan siswa dari seluruh dunia tak perlu melakukan banyak hal, kan?”

“Tapi para siswa Kelas C menyia-nyiakan waktu kita dengan mengganggu kita di tengah jalan.”

“Kami tak menyerah pada gangguan itu. Aku akan mengatakan kami belajar keras hari ini.”

Mereka berdua berjalan sambil mengobrol satu sama lain, puas dengan upaya mereka. Mendengar ini, ekspresi kesal muncul di wajah Yukimura.

“Kau bercanda. Ketika ujian masuk universitas dimulai, kau harus belajar sepulang sekolah selama setidaknya tiga jam, dan jika kau bisa mengelolanya, hingga empat. Tentu saja, ini berarti setiap hari. Dan saat ujian mendekati, kau harus mengambil inisiatif dan belajar selama lebih dari 10 jam sehari.”

“Eeeh!? Tak mungkin! Aku tak bisa belajar seperti itu Yukimū. Kau benar-benar harus tahu itu.”

“Kakak perempuanku adalah seorang guru. Seperti rutinitas, dia selalu melakukan ini sebelum ujian.”

“Ini adalah garis keturunan keluarga elit. Yukimū, apakah kau juga bertujuan untuk menjadi seorang guru di masa depan?”

“Tak ada yang istimewa tentang menjadi seorang guru. Selain itu, aku tak bertujuan untuk menjadi seorang guru. Jika aku ingin menjadi guru, mengapa aku harus datang ke sekolah di mana sistem pengajaran begitu terputus dari masyarakat normal?”

Jalan untuk menjadi seorang guru umumnya bukanlah yang mudah. Namun, biasanya beberapa langkah lebih sulit daripada pengacara atau akuntan yang diakui, dan tak ada manfaat nyata dalam memilih SMA khusus ini.

Selain itu, Yukimura tak terganggu dengan belajar, dan kemampuan akademiknya di luar rata-rata. Jadi itu lebih benar.

“Jadi kenapa di sini?”

“……Tak masalah apa alasannya. Apakah kau ingin menginterogasi satu sama lain karena alasan mereka mengapa mereka memilih untuk mendaftar di sini? Setelah diminta untuk menjelaskan keadaanmu, kau akan memahami bagaimana rasanya.”

Hasebe ditegur, tapi sayangnya tanggapannya menjadi kontra-produktif. Hasebe tak menanggapi dengan enggan, tapi malah berinisiatif untuk membuat jawaban duluan.

“Yah, bagiku, kukira aku adalah salah satu dari orang-orang yang tertarik pada iklan sekolah, kau tahu? Jika sekolah menjanjikanmu pekerjaan atau pendidikan lebih lanjut setelah kau lulus, mengapa kau tak memilih untuk datang ke sini? Bukankah itu seperti, cukup untuk memotivasi kebanyakan orang?”

“Aku akan menambahkan sesuatu ke itu. Alasan lain untuk datang ke sini adalah bahwa sekolah tak membutuhkan biaya satu sen pun untuk menghadirinya. Belum lagi bahwa kehidupan asrama biasanya membutuhkan uang, tapi kita tak perlu membayar apa pun untuk itu. Sekolah bahkan memungkinkan kita untuk tinggal di kampus tanpa perlu poin pribadi, bukan? Aku menghargai aspek itu lebih dari jaminan sesuatu yang harus dilakukan setelah lulus.”

“Itu benar-benar berlebihan. Sungguh luar biasa bisa bekerja atau belajar di mana saja yang kau inginkan.”

“Kau bebas untuk berbicara tentang impianmu, tapi lalui ujian akhir terlebih dahulu. Sistem yang Hasebe fantasikan tak berarti apa-apa jika kau tak lulus dari Kelas A.”

“Tak bisakah ada bentuk bonus? Sesuatu seperti sekolah berbohong tentang hanya melakukannya untuk Kelas A, dan bahwa kita akan diizinkan untuk pergi ke mana pun yang kita inginkan selama kita lulus dengan benar?”

“Itu tak mungkin. Jika itu terjadi, beritanya tentu sudah menyebar di kalangan siswa. Tapi aku tak pernah mendengar hal seperti itu, bahkan selama kegiatan klub. Bahkan lebih dari itu, Kelas D tahun kedua dan ketiga masih tampak sangat menyedihkan.”

Aku tak pernah terlibat dalam aktivitas klub apa pun, jadi aku hampir tak tahu apa-apa tentang bagian itu, tapi pasti tak ada ambisi dalam tahun-tahun ketiga dari Kelas D yang telah aku hubungi pada awal tahun ini.

“Meskipun itu adalah sekolah yang berada di bawah administrasi langsung negara, ketika terlihat bahwa sekolah tak memberikan perlakuan khusus pada siswa di luar Kelas A, aku dapat membayangkan bahwa itu akan secara negatif, tak secara positif, mempengaruhi kemampuanku untuk mendapatkan pekerjaan atau melanjutkan sekolah setelah aku lulus karena aku akan dilihat sebagai siswa yang tak dapat naik ke Kelas A. Karena itu, aku benar-benar harus lulus sebagai bagian dari Kelas A.”

“Er… Itu akan menjadi yang terburuk.”

Untuk sekolah yang bergengsi dan terkenal, kau akan sangat dihargai jika kau memiliki “kelulusan” dan “pencapaian pribadi”. Namun, seperti yang dikatakan Yukimura, dalam kasus SMA Koudou Ikusei, bahkan jika kau lulus, ada kemungkinan bahwa kau mungkin dicap sebagai siswa non-Kelas A. Pemikiran ini didukung oleh keberadaan siswa seperti Ike, yang memiliki potensi akademis yang rendah. Singkatnya, persyaratan masuk di sini tak ada hubungannya dengan hasil tesmu.

Tak mungkin bagi universitas dan perusahaan untuk tak merasa curiga setelah melihat aspek ini dari sekolah kami.

“Miyatchi, aku terkejut kau masih datang pada setiap kelompok belajar. Aku benar-benar berpikir pasti kau akan segera menyerah.”

“Bukankah kau yang paling aneh di sini? Pertama-tama, kau biasanya tak ingin berurusan dengan anak laki-laki.”

“Yah, aku rasa begitu… tapi kupikir itu tak apa-apa jika kalian bertiga.”

Hasebe tampaknya memiliki pemikirannya sendiri.

Kupikir itu waktu yang tepat, jadi aku memutuskan untuk mengajukan pertanyaan.

“Hasebe, aku punya sesuatu yang ingin ditanyakan padamu, boleh?”

“Hm?”

“Apakah kau dan Satō dekat?”

“Satō-san? Tidak, kami tak tertalu dekat atau apa pun, dan pertama-tama, aku tak suka kelompok besar, kau tahu? Jika kau tertarik pada Satō-san, bukankah lebih baik bertanya pada Karuizawa-san?”

Jika itu mungkin, maka aku tak akan mengalami kesulitan dengan ini.

Ini masalah sulit untuk dibicarakan dengan seseorang yang terlibat dalam situasi tersebut.

“Ada apa dengan itu?”

“Erm-”

Aku tak tahu bagaimana mengatakannya, dan aku tahu bahwa aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya. Yukimura memperhatikan bahwa aku sedang kesulitan dan berkata:

“Aku mengerti mengapa kau merasa khawatir, karena ia adalah rekanmu untuk ujian akhir. Sangat mengganggu untuk tak mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka.”

“Aah, begitukah? Kau mengatakan itu beberapa waktu lalu.”

“Bahkan jika aku ingin bertanya secara langsung, kami tak memiliki banyak kesamaan, jadi aku tak bisa benar-benar melakukannya.”

Memberikan belasungkawa, Hasebe meletakkan kedua tangannya bersamaan.

Namun, dia memikirkan ide baru dan membuat usulan baru.

“Jika sulit bertanya pada Karuizawa-san, mengapa tak bertanya pada Kyō-chan? Dia dan Satō-san sangat dekat, dan kau seharusnya bisa bertanya pada Kyō-chan, kan?”

“Hah? Kyō-chan?”

Aku belum pernah mendengar nama panggilan yang dia gunakan sebelumnya, jadi aku tak punya pilihan selain bertanya siapa yang dia bicarakan.

“Maksudku Kikyō-chan. Ayanokōji-kun, kau banyak berbicara dengannya, kan?”

Jadi Kikyō berubah menjadi Kyō-chan? Aku tak mengerti, tapi itu masuk akal sekarang. Kushida pasti memenuhi syarat. Dia tahu keadaan internal kelas dengan baik, dan jika itu bukan karena situasi dengan Horikita, aku mungkin tak akan ragu untuk meminta bantuannya. Namun, seperti sekarang, aku tak tahu apakah dia adalah seseorang yang dapat aku andalkan.

Miyake menawarkan dukungannya setelah aku menolak saran untuk meminta bantuan Kushida.

“Kesampingkan Karuizawa, apakah tak apa-apa bertanya pada Kushida? Dia tampaknya populer dengan anak laki-laki dan perempuan. Apa pendapatmu tentang dia, Hasebe?”

“Ya. Aku benci banyak perempuan, tapi aku suka Kyō-chan. Dia melakukan banyak kerja keras demi kelas, namun selalu berhasil tetap ceria. Aku biasanya tak suka berkonsultasi dengan orang, tapi Kyō-chan sedikit spesial. Dia bersedia menempatkan dirinya dalam posisi untuk mendengarkan, dan tak akan pernah membicarakannya pada siapa pun.”

“Apakah kau bahkan memiliki masalah menjamin konsultasinya?”

“Wow, itu kasar Miyatchi. Gadis-gadis muda di usiaku punya banyak masalah.”

“Seperti apa?”

“Itu…… Maksudku, kenapa aku harus memberitahumu? Kau benar-benar akan membicarakan tentang mereka.”

“Tidak, aku tak akan… Yah, aku tak bisa mengatakan dengan pasti. Itu tergantung pada isinya.”

Jelas aku tak akan bisa mendiskusikan masalahku dengan orang-orang ini.

“Jika ada sesuatu yang kau khawatirkan, sebaiknya bicarakan dengan Kushida. Aku setuju dengan itu.”

“Benarkah? Aku tak tahu apakah kau sudah naksir Satō-san, tapi dia tak akan pernah membocorkannya pada siapa pun.”

“Apa? Kau suka Satō, Ayanokōji?”

“Aku tak mengatakan hal seperti itu. Aku hanya bertanya pada Hasebe apakah mereka baik-baik saja.”

“Bukankah itu mencurigakan? Kau belum pernah sangat dekat dengan Satō-san sampai sekarang, bukan?”

“Ayanokōji mengatakan bahwa dia tertarik pada Satō karena mereka pasangan. Apakah kau sudah lupa?”

Bahkan dalam menghadapi kata-kata Miyake, Hasebe tak menarik diri.

“Itu benar, tapi tak terasa seperti itu. Cara dia bertanya tentang hal itu membuatku berpikir ada yang lebih dari itu.”

Dari waktu ke waktu, seorang gadis akan memiliki radar yang tak terpahami. Hanya ini yang tak bisa aku kalahkan.

“Ah itu benar. Apakah tak apa-apa jika kita mampir ke toserba sebentar?”

Topik itu berakhir secara alami karena usulan mendadak Miyake. Itu benar-benar penyelamat.

Namun demikian, jelas bahwa Kushida telah menjadi keberadaan yang sangat diperlukan untuk Kelas D.

Kapanpun kau melihat kembali apa yang telah terjadi sejauh ini, Kushida selalu berhasil terlibat dalam semua itu. Namun, dia tak pernah membuat tuntutan yang kuat, dan selalu dengan penuh semangat bekerja untuk mendukung orang lain, terlibat dalam kegiatan yang mengorbankan diri. Dan sekarang gerakan akar rumput itu terus mendapatkan hasil.

Dia adalah salah satu anggota terkuat dengan kepribadian yang agak berbeda, dan tak ada teman sekelasnya yang berbicara buruk tentangnya.

Ketika seseorang tak ada, hal-hal pertama yang biasanya orang katakan adalah hal negatif yang tak bisa mereka katakan ketika mereka ada di sekitar, tapi luar biasa hanya mendengar hal-hal yang baik.

“Ah, aku juga. Kalian berdua datang juga.”

“Kau seperti anak kecil.”

Yukimura mengatakan ini, tapi dia sepertinya tak mau.


*Kontra-produktif: bersifat tidak (mampu) menghasilkan; tidak menguntungkan: (Note: Masih bingung dan belum nemuin kata yang pas!!!)

*SMA Koudou Ikusei: Di terjemahan inggrisnya ditulis Advanced Nurturing High School, tapi karena ini nama sekolah, jadi Admin tetap gunain nama jepangnya.

Gerakan akar rumput: Gerakan yang dilakukan oleh kalangan masyarakat yang bersifat alami, spontan, dan tidak direkayasa oleh pemegang kekuasaan.