Youjitsu 2st Year Volume 1

Chapter 2: A New Stage

- 45 min read - 9446 words -
Enable Dark Mode!

Chapter 2 : A New Stage

Liburan musim semi telah berakhir dan upacara pembukaan pun tiba.

Pada hari ini, kami meninggalkan ruang kelas yang telah kami tempati selama satu tahun dan pindah ke ruang kelas baru sebagai siswa kelas dua.

Ketika aku memasuki ruangan tersebut, aku dapat melihat meja dan kursi yang sama seperti sebelumnya, tapi aku merasakan sesuatu yang berbeda. Yaitu pesan yang ditampilkan di papan tulis.

[Duduklah di kursi yang sama seperti sebelumnya] Hingga akhir tahun lalu, seorang guru menggunakan kapur untuk menulis di papan tulis. Tapi papan tulis yang ada di hadapanku sekarang, bukanlah papan tulis seperti biasa.

Sederhananya, papan tulis telah digantikan oleh sebuah monitor yang besar. Tampaknya ini akan digunakan mulai tahun ini menurut sudut pandang yang berbeda.

Siswa yang tiba di ruang kelas setelahku terkejut saat melihat papan tulis. Bagaimanapun, seperti yang di instruksikan pesan itu, aku berjalan menuju kursi di belakang dekat jendela yang berada di posisi sama seperti tahun lalu, aku mulai duduk dikursiku.

Setelah ini, upacara pembukaan akan diadakan di gym jika waktunya sudah tiba.

Lalu guru yang bertugas di pagi hari akan menjelaskan jadwal serta apa saja yang diperlukan selama acara tersebut, kami akan dibubarkan dua jam setelah acara berlangsung.

Pada saat liburan musim semi kemarin, para siswa pergi ke suatu tempat yang ada dalam pemikiran mereka masing-masing.

Aku belum bertemu dengan teman grupku sejak liburan musim semi, sedangkan teman sekelasku yang lain tampak bersemangat membicarakan kegiatan mereka selama liburan.

“Yo”

Ketika aku sedang melihat informasi di ponselku, seseorang memanggilku. Dia adalah Miyake Akito, teman sekelasku dan juga anggota grup Ayanokouji.

“Aku sedikit khawatir karena kau tidak terlalu sering muncul di grup selama liburan musim semi.”

Akito berkata begitu. Tapi itu memang benar, aku jarang berinteraksi dengan anggota grup selama liburan musim semi.

Haruskah aku mengatakan bahwa aku sangat sibuk sehingga aku tidak sempat muncul di grup?

“Tentu saja tidak ada aturan bahwa kita harus selalu bersama, tapi sesekali pergilah bermain dengan teman-teman. Dan yang terpenting, Airi mengkhawatirkanmu.”

Akito memberi sedikit saran dengan memikirkan perasaan gadis di grup.

“Maaf. Aku akan lebih sering menunjukkan wajahku.”

“Kalau begitu, baguslah. Aku juga sedikit kesepian kalau kau tidak ada.”

Aku merasa sedikit tidak nyaman, ketika seorang teman berkata begitu. Tapi aku tidak perlu merasa bersalah.

Tampaknya dia tidak berniat untuk berlama-lama, Akito melambaikan tangannya dan kembali ke kursinya. Aku merasa dia adalah teman yang baik. Dia memberiku saran dengan bersikap ramah.

Setelah itu, aku memutuskan untuk mendengarkan percakapan di kelas dan tidak bermain dengan ponselku.

Topik pembicaraan di kelas yang sebelumnya membahas tentang liburan musim semi telah beralih ke siswa baru, mungkin karena siswa tahun pertama akan datang besok di upacara penerimaan.

Tahun lalu, kami siswa Kelas D terpuruk pada saat baru memasuki sekolah, tapi itu tidak mengherankan sama sekali.

Pada saat pertama kali masuk sekolah, kami mendapatkan 1.000 poin kelas. Dengan kata lain, itu setara dengan 100.000 yen dalam bentuk tunai.

Para siswa terlena dengan uang sebesar itu, mereka mengira itu akan ditransfer setiap bulan. Mereka mulai membeli satu persatu barang yang mereka inginkan. Selain itu, mereka selalu datang terlambat dan sering absen, mereka mengobrol pada saat jam pelajaran dan ada pula yang tidur di kelas. Di sisi lain, siswa yang belajar dengan serius hanya fokus pada diri sendiri dan tidak mempedulikan orang-orang di sekitar mereka.

Mungkin ada beberapa alasan mereka melakukan hal itu, tapi dapat dikatakan bahwa sekolah meninggalkan masalah itu pada para siswa. Guru tidak menegur sama sekali sehingga siswa menjadi semakin leluasa. Namun, itu juga bisa disebut sebagai Ujian Khusus pertama dari pihak sekolah. Tidak peduli ada yang menyadarinya atau tidak, yang jelas itu sangat berbeda dari pendidikan wajib ketika di SD dan SMP.

Sebagai siswa SMA, aku mencoba untuk menerimanya begitu saja.

Lalu Kelas D mendapatkan peringkat terendah pada ujian khusus tersebut.

Pada tanggal 1 Mei di bulan berikutnya, poin kelas menjadi 0 dan poin pribadi yang ditransfer pun juga menjadi 0.

Setelah itu kami menghadapi berbagai macam ujian, tapi setelah jatuh ke tingkat terendah, teman sekelas yang awalnya terpisah berusaha untuk bersatu dan mulai berkembang secara perlahan.

Pada suatu waktu kami Kelas D berhasil naik ke Kelas C, tapi kami kembali lagi menjadi Kelas D pada akhir tahun ajaran kemarin. Meski begitu, kami berhasil mendapatkan 275 poin kelas selama satu tahun. Perbedaan dengan Kelas A masih sangat jauh, tapi seberapa besar kami bisa meningkatkan poin kelas di tahun ini akan menjadi faktor penting di masa depan untuk membidik kelas yang lebih tinggi.

“Selamat pagi~”

Aku mendengar suara gadis yang ceria. Setelah itu para gadis yang berada di kelas satu-persatu mulai berkumpul dan mendekatinya.

Gadis yang ceria itu adalah Karuizawa Kei, pemimpin para gadis di Kelas D. Jumlah gadis yang mendekatinya meningkat dengan cepat dan cerita yang sama seperti sebelumnya terulang kembali.

Beberapa hari yang lalu, aku mulai berpacaran dengan Kei, tapi tidak ada seorangpun yang mengetahuinya.

Saat aku mendengarkan kembali percakapan di kelas, suara terkejut yang mirip jeritan bergema di dalam ruang kelas.

Aku melihat apa yang sedang terjadi dan segera mengetahui penyebabnya.

Apakah itu reaksi yang alami saat melihat seorang gadis tertentu datang ke sekolah dengan tenang?

Siswa perempuan yang menarik perhatian itu tidak menanggapi reaksi orang-orang disekitarnya, dia lewat begitu saja dan berjalan menuju kursinya, yaitu kursi di sebelahku.

Gadis itu adalah Horikita Suzune. Rambut hitamnya yang panjang dan indah telah menghilang, sekarang rambutnya menjadi lebih pendek dan berada di atas bahunya.

Aku tidak terkejut melihatnya karena aku sudah mengetahui hal ini sebelumnya. Tapi jika ini adalah yang pertama kalinya, mungkin aku akan memiliki reaksi yang sama dengan teman sekelasku.

Alasan dia memotong rambutnya karena dia sudah terlepas dari masa lalunya dan mulai menjalin hubungan baik dengan kakak laki-lakinya yaitu Horikita Manabu yang baru saja lulus.

“Su-suzune…? Kau… rambutmu itu… Apa yang terjadi dengan rambutmu?”

Orang yang berteriak dengan panik adalah Sudou Ken, teman sekelasku. Dia adalah laki-laki yang mencintai Horikita.

Dia menghentikan percakapan dengan temannya dan bergegas mendekati Horikita.

Lalu seorang gadis yang terkejut dengan perubahan Horikita juga mendekat kemari.

“Horikita-san, penampilanmu berubah drastis….. Aku sungguh terkejut.”

Gadis itu adalah Kushida Kikyou, teman sekelasku. Dia berasal dari SMP yang sama dengan Horikita.

“Apa aneh jika aku mengubah gaya rambutku?”

Horikita memberi tatapan tajam kepada Sudou dan siswa lain yang melihatnya.

“Ti-tidak, itu tidak aneh. Aku hanya sedikit terkejut melihatnya… Kau baru saja mengubah penampilanmu… Itu cocok untukmu. Rambut pendek juga bagus, benarkan Kushida?”

Meskipun berdampak sangat kuat baginya, tapi Sudou siap menerima penampilan baru dari orang yang dicintainya dengan memberikan respons yang baik.

Namun, Kushida yang dimintai pendapat oleh Sudou tidak bisa menyembunyikan kebingungannya.

“Ya, itu benar. Kurasa itu terlihat bagus untukmu. Tapi.. apa telah terjadi sesuatu?”

Kushida ingin mencari tahu alasan Horikita memotong rambutnya.

“Apa maksudmu telah terjadi sesuatu?”

Sudou mengajukan pertanyaan sebelum Horikita memberi jawaban.

“Misalnya… Patah hati?”

“Pa-patah hati..!?”

“Jika kamu ingin mengetahuinya, ini adalah tekad untuk menjadi lebih baik.”

Horikita segera menjawab untuk menghilangkan kata patah hati.

“Y-ya, itu benar. Kau tidak mungkin patah hati, kan?”

Meski berkata begitu, Sudou tampak berkeringat dingin.

“Kita sekarang sudah menjadi siswa tahun kedua, kita harus berjuang untuk menaikkan Kelas D ke kelas yang lebih tinggi. Itu sebabnya aku ingin melakukan sesuatu sebisa mungkin.”

“Itu benar. Kalau begitu… kurasa aku akan memanjangkan rambutku.”

Perkataan Kushida terdengar imut, tapi entah kenapa tersirat makna lain dari perkataannya itu.

Kushida merasa frustasi karena memiliki panjang rambut yang sama dengan orang yang dibencinya. Tidak ada seorangpun yang akan menganggap serius perkataannya, tapi aku merasa dia benar-benar akan melakukannya. Mau tak mau aku membayangkan emosi yang tersembunyi di dalam kata-katanya itu.

“Jika kalian sudah puas, bisakah kalian kembali ke kursi masing-masing?”

Horikita berkata begitu sebab ia tidak ingin terlalu diperhatikan karena panjang atau pendek rambutnya.

Horikita menyebabkan dampak yang kuat pada orang-orang di sekitarnya, tampaknya dia tidak puas dengan perhatian yang mengarah pada dirinya.

Dia terlihat kesal, tapi untung saja bel berbunyi dan percakapan di kelas pun berakhir.

***

Beberapa hari telah berlalu semenjak upacara pembukaan, akhir pekan telah berakhir dan sekarang sudah memasuki hari Senin. Kehidupan sekolah yang damai ini pun terulang kembali setiap harinya.

Pada awal tahun ajaran baru ini, perubahan besar telah terjadi di kelas yaitu papan tulis telah diganti dengan monitor besar dan semua buku tulis diganti dengan tablet.

Minggu lalu, perhatianku teralihkan oleh perangkat tablet yang baru saja didistribusikan. Sama seperti e-book yang semakin populer, buku pelajaran di kelas juga telah diganti dengan tablet yang saat ini juga sedang populer.

Tablet ini diberikan kepada setiap siswa, dan perangkat pengisian kecepatan tinggi yang baru telah dipasang di bagian belakang ruang kelas. Peraturannya, dilarang membawa pulang tablet tapi di izinkan untuk membawa pulang data yang diperlukan dengan mentransfernya ke ponsel melalui jaringan.

Sebagian besar buku pelajaran semuanya tersimpan sebagai data di dalam tablet 12 inc. Selain bisa memanfaatkan bentuk foto secara bebas, bisa juga digunakan untuk berinteraksi dengan orang-orang dari negara lain dalam pelajaran Bahasa Inggris.

Setelah dipikirkan kembali, sekolah yang berada di bawah pengawasan pemerintah ini, sedikit terlambat memperkenalkan sistem tersebut.

Namun, pada saat ini masih belum diketahui apakah ini adalah sebuah kemajuan atau tidak. Evaluasi akan tampak pada masa yang akan datang, dimana nantinya siswa akan diterima di masyarakat atau tidak.

Tingkat studi di kelas dua lebih tinggi daripada di kelas satu. Aku tidak tahu tingkat studi di SMA yang lain, tapi bisa dikatakan tingkat studi di sekolah ini berada di atas rata-rata. Seberapa jauh pelajaran yang bisa dipelajari oleh Sudou dan Ike?

Supaya tidak ada lagi yang dropout, mereka harus mendapatkan lebih banyak dukungan, itu merupakan hal yang penting bagi mereka.

Sejauh ini, perubahan besar yang berhubungan dengan pembelajaran adalah digitalisasi. Perubahan besar lainnya yaitu bisa mengubah posisi kursi dengan menggunakan poin pribadi. Aku pindah dari kursi paling belakang dekat jendela menuju kursi dibagian belakang dekat koridor. Biasanya, kursi di dekat koridor ini tidak begitu diminati karena banyak siswa yang lewat, tapi bagiku ini tidak terlalu buruk.

Selain itu, meski jumlah siswa baru yang lewat telah meningkat, tidak ada perubahan khusus dalam kehidupan sekolahku, mungkin karena aku tidak melakukan kegiatan klub. Bahkan saat ini aku belum berinteraksi sekalipun dengan siswa baru.

Setahun yang lalu, pertama kalinya aku berinteraksi dengan siswa yang beda angkatan yaitu pada saat ujian mid semester. Aku membeli soal ujian lama dari siswa senior, dan tampaknya itu sudah menjadi hal yang wajar.

Pada saat ini, beberapa hari pertama tahun ajaran baru terasa sangat tenang dan damai.

“Kalian semua sudah hadir, kan?”

Pada saat bel berbunyi, Wali Kelas kami Chabashira Sae memasuki ruang kelas. Lalu dia berdiri di podium, membuat suasana di ruang kelas pagi ini terasa mencekam.

Karena setelah ini tidak ada pelajaran di jam pertama dan kedua, kami bisa memperkirakan satu hal.

Sepertinya kehidupan sekolah yang damai ini pun akan segera berakhir.

“Sensei, apa hari ini akan diadakan ujian khusus?”

Ike mengajukan pertanyaan sebelum Chabashira berbicara. Perkataan Ike tidak konyol seperti biasanya, itu berasal dari pemikiran dia yang sebenarnya. Itu tidak begitu masalah bagi Chabashira karena sudah memahaminya.

Di masa lalu, setiap kali diadakannya ujian khusus, banyak siswa yang merasa gelisah. Namun, itu tidak bisa dihindari karena ujian khusus merupakan satu-satunya jalan untuk menaikkan peringkat kelas. Kami harus bisa bersaing dengan kelas lain.

“Begitulah, tapi sebelum itu ada satu hal yang perlu kusampaikan. Ini sangat penting untuk kehidupan sekolah kalian di masa yang akan datang.”

Chabashira mengeluarkan ponsel miliknya, lalu dia mulai bicara sambilmenunjukkan layar ponsel di tangannya kepada kami.

“Semuanya, keluarkan ponsel kalian dan letakkan di atas meja. Jika ada siswa yang lupa membawanya, aku akan meminta mereka untuk segera mengambilnya. Tapi sepertinya tidak ada siswa yang melupakannya.”

Sekarang ponsel adalah barang yang harus dimiliki dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dikatakan ponsel akan selalu terpakai setiap harinya.

Setelah itu, Chabashira memeriksa 39 ponsel yang ada di atas meja siswa, kemudian dia mulai menjelaskan.

“Pertama-tama, mulailah dengan mengakses situs sekolah dan menginstal aplikasi baru. Aplikasi itu tersedia untuk di download hanya untuk saat ini saja. Nama resmi aplikasi itu adalah Over All Ability (Kemampuan Keseluruhan), tapi setelah di instal namanya akan menjadi OAA.” Tampilan dalam layar monitor di papan tulis berganti, kemudian ada sebuah karakter memulai penjelasan dan mendemonstrasikan fungsi aplikasi. Ini merupakan salah satu keuntungan digitalisasi.

Aku menginstal aplikasi itu di ponselku sesuai instruksi Chabashira dan karakter dalam layar monitor, kemudian muncul icon ilustrasi sekolah dengan nama OAA.

“Setelah kalian semua selesai menginstalnya, letakkan ponsel kalian. Jika ada yang tidak mengerti, silahkan angkat tangan.”

Ini sangat sederhana, tidak ada siswa yang kesulitan melakukannya dan semuanya berjalan lancar.

“Bukan hanya Kelas D, kelas lain seharusnya juga telah selesai menginstal aplikasi ini. Menurutku aplikasi ini sangat berguna untuk siswa, ini akan membantu siswa berkembang di masa yang akan datang. Sekarang aku akan meminta kalian menjalankan aplikasi ini tanpa bertanya setiap saat.”

Tekan icon untuk memulainya, kemudian kamera ponsel akan memeriksa secara otomatis.

“Kartu ID siswa akan terbaca kamera ponsel secara otomatis untuk melengkapi pengatural awal.”

Jika mengikuti petunjuk, kamera akan membaca kartu ID siswa, lalu mengidentifikasi foto wajah, kemudian memulai proses login.

“Sekarang kalian telah membuat satu akun OAA untuk diri kalian sendiri. Nantinya kalian tidak perlu login berulang kali, karena data kalian akan tersimpan di ponsel, jadi berhati-hatilah dalam menanganinya.”

Ketika login, ada beberapa item yang bisa kutekan.

“Aplikasi ini berisikan data pribadi untuk semua nilai. Misalnya, jika kalian menekan item Kelas D tahun kedua, nama kalian akan ditampilkan sesuai urutan abjad. Silahkan dicoba.”

Sebanyak 39 foto wajah dan nama siswa terpajang secara berurutan.

“Aku tidak peduli siapa yang kalian lihat, tapi lebih baik kalian melihat nama kalian terlebih dahulu.”

Aku melihat namaku seperti yang dikatakan Chabashira. Kukira yang akan ditampilkan adalah tanggal lahir dll, tapi nyatanya tidak begitu. Malahan item ini menampilkan item angka yang belum pernah kulihat sebelumnya.

Kelas D Tahun Kedua Ayanokouji Kiyotaka

Hasil Tahun Pertama :

  • Kemampuan Akademik C (51)
  • Kemampuan Fisik C+ (60)
  • Kemampuan Berfikir D+ (37)
  • Kontribusi Sosial C+ (60)
  • Kemampuan Keseluruhan C (51)

“Sensei, apa angka yang ditampilkan seperti permainan ini adalah nilaiku!?”

“Benar. Itu adalah nilaimu yang dibuat berdasarkan hasil tahun pertamamu di sekolah ini. Ini tidak hanya untuk meninjau nilai siswa di kelas ini, tapi juga bisa untuk meninjau nilai siswa di kelas lain. Aku ditugaskan untuk memberitahukan hal ini karena sekolah menganggapnya sangat penting untuk pendidikan di masa depan.”

Dengan kata lain, fungsi aplikasi yang bernama OAA ini menampilkan nilai siswa secara numerik. Aplikasi ini juga menyediakan obrolan terbuka untuk semua siswa. Di sudut kanan atas dalam layar ada tulisan [Deskripsi] bersamaan dengan tanda [?], Ketika aku menekannya, isinya menampilkan rincian detail dari setiap item.

Kemampuan Akademik : Di nilai dari nilai ujian tertulis.

Kemampuan Fisik : Di nilai dari nilai pelajaran olahraga, kegiatan klub, evaluasi pemeriksaan khusus dll.

Kemampuan Berfikir : Di nilai dari kehidupan sosial di sekolah. Seperti jumlah teman, keterampilan komunikasi, posisi masing-masing di kelas dan hubungan yang efektif atau tidak.

Kontribusi Sosial : Di nilai dari berbagai faktor seperti sikap di kelas, tidak terlambat, tidak absen, tidak adanya perilaku bermasalah dan kontribusi ke sekolah sebagai anggota OSIS.

Kemampuan Keseluruhan : Di hitung dari 4 nilai yang di atas, tapi nilai kontribusi sosial berdampak setengah terhadap nilai keseluruhan.

Cara untuk menemukan hasil kemampuan keseluruhan :

[Kemampuan Akademik + Kemampuan Fisik + Kemampuan Berfikir + Kontribusi Sosial × 0,5] dihitung dengan 350 × 100 [Dibulatkan].

Jadi begitu. Kemampuan berfikirku lebih rendah daripada kemampuanku yang lain. Itu wajar saja, karena temanku tidak begiru banyak dan keterampilan komunikasiku tidak terlalu tinggi. Jika kemampuan yang lain dinilai seperti petunjuk, berarti ini telah ditetapkan oleh pihak sekolah.

Selain nilai tahun pertama, ada pula item untuk nilai tahun kedua dan tahun ketiga, tapi tidak ada isinya sama sekali.

“Saat ini aplikasi OAA hanya menampilkan nilai kalian di tahun pertama. Nilai tahun kedua kalian akan di evaluasi mulai hari ini dengan cara baru. Nilai kalian akan diperbarui pada awal bulan, sama seperti poin kelas. Misalnya Sudou, saat ini nilai akademikmu adalah E+, jika kau mendapatkan nilai sempurna pada ujian tertulis berikutnya, maka nilai akademikmu akan berubah menjadi A+ di halaman nilai tahun kedua.”

Itu berarti penilaian tahun kedua akan terpisah dari tahun pertama. Dan hasil tahun pertama akan tetap tercatat.

Meskipun Sudou mendapat nilai sempurna pada ulangan di bulan April dan akademiknya menjadi A+, jika dia mendapat nilai 0 pada ulangan sesudah itu, maka hasil nilai akademiknya akan menjadi sekitaran C. Kira-kira begitulah penilaian dalam satu tahun dan tercatatnya total rata-rata nilai di akhir tahun.

Aspek penting dari aplikasi ini yaitu dapat mengkonfirmasi nilai siswa tidak hanya di kelas mereka saja, tapi juga di kelas lain. Tidak peduli siapapun itu baik junior maupun senior, mereka dapat mengumpulkan informasi siswa yang belum mereka temui melalui OAA, seperti nama, wajah dan kelas, semuanya ada di aplikasi ini.

Sedangkan untuk siswa tahun pertama, datanya dibuat berdasarkan ujian masuk dan informasi mereka ketika di SMP.

Selain itu, ada kemungkinan penilaian tidak hanya dari 4 kemampuan ini saja.

Kinerja pemeriksaan aplikasi ini sangat berguna….. Tidak, sepertinya bukan itu satu-satunya kegunaan OAA. Sangat jelas bahwa aplikasi ini memainkan peran yang penting.

“Mungkin ada beberapa siswa yang kurang puas dengan nilai mereka di aplikasi OAA. Tapi aku harus memberitahumu bahwa kaulah yang membuat hasilnya seperti itu selama satu tahun sebelumnya.”

Jika nilai akademik dan fisikmu -E, maka kau akan dianggap sebagai siswa yang tidak berbakat.

“Tapi hasil tahun pertama hanyalah penilaian di masa lalu. Itu tidak akan berpengaruh pada penilaian kalian di tahun kedua ini. Dengan kata lain, penting bagi mereka yang mendapatkan hasil yang kurang memuaskan untuk mengubah persepsi mereka pada tahun ini. Dan mereka harus meningkatkan kinerja agar dapat berkembang.”

Jika di masa mendatang nilai pribadi siswa akan selalu ada di aplikasi yang bisa di akses semua orang, mungkin banyak siswa yang berupaya untuk meningkatkan kemampuannya meskipun secara perlahan.

Seperti yang dikatakan Chabashira, efek peningkatan kinerja dapat membuat siswa berkembang sampai tingkat tertentu.

“Sensei, kenapa penilaian kontribusi sosial berbeda dari yang lainnya?”

Yang mengajukan pertanyaan itu adalah Hirata Yousuke, dia tampaknya penasaran akan hal itu.

Karena nilai kontribusi sosial mempengaruhi setengah pada nilai kemampuan keseluruhan.

“Sekolah memang menggangap penting kemampuan akademik, kemampuan fisik dan kemampuan berfikir. Namun di sisi lain, kontribusi sosial di anggap sedikit istimewa. Kontribusi sosial dinilai berdasarkan moral dan sopan santun, kata-kata dan sikap terhadap guru, kehadiran dan tidak adanya keterlambatan, mematuhi aturan dan keterampilan komunikasi serta sosialisasi. Kemampuan ini dinilai dari kehidupan siswa sehari-hari, karena itulah.. sekolah telah menetapkan dampaknya sangat tinggi pada nilai kemampuan keseluruhan.”

Tidak seperti tiga kemampuan lainnya yang bisa di tetapkan dalam semalam, kontribusi sosial ini memerlukan waktu yang lama untuk menilainya, tergantung pada cara berfikir dan mereformasi.

Mungkin itu perbedaannya.

“Tidak peduli kau berada di kelas atas ataupun kelas bawah, aplikasi ini menilai semua siswa dengan cara yang sama. Dapat dikatakan, mulai sekarang siswa akan dihormati jika kemampuan keseluruhannya telah mencapai hasil yang layak untuk dipuji.”

Aplikasi ini bisa membuat urutan siswa sesuai abjad. Tapi tampaknya aplikasi ini juga memiliki fungsi lain, yaitu pengurutan berdasarkan nilai yang tertinggi.

Jadi aku tidak perlu melihat satu-persatu untuk mengetahui siswa yang memiliki kemampuan tertinggi di Kelas D tahun kedua.

Ketika aku mencoba fungsi pengurutan nilai tertinggi, aku bisa melihat nama Hirata Yousuke berada diperingkat pertama, serta menampilkan nilai dari seluruh kemampuannya.

Kelas D Tahun Kedua Hirata Yousuke

Hasil Tahun Pertama :

  • Kemampuan Akademik B+ (76)
  • Kemampuan Fisik B+ (79)
  • Kemampuan Berfikir B (75)
  • Kontribusi Sosial A (85)
  • Kemampuan Keseluruhan B+ (78)

Jika dilihat dari nilainya, Yousuke jelas terlihat unggul. Tidak peduli nilai mana yang kulihat, itu merupakan prestasi tingkat tinggi.

‘Seandainya Yousuke tidak menunjukkan kelemahan hatinya pada akhir semester tahun lalu’, mungkin nilainya akan lebih tinggi daripada ini.

(Tl note : ' kejadiannya saat Hirata mengamuk dan menendang meja ketika Yamauchi di dropout. Kalian mungkin sudah pada tahu, tapi saya ingin menjelaskan saja)

Di sisi lain, ketika aku mengurutkannya berdasarkan urutan terendah, nama Ike berada di puncak. Kemampuan keseluruhannya adalah 37.

Dan ada juga siswa ditingkat yang sama dengannya, yaitu Sakura Airi. Kemampuan keseluruhan Airi adalah 37.

Sudou yang termasuk dalam peringkat terendah berada di atas beberapa siswa.

Kelas D Tahun Kedua Sudou Ken

Hasil Tahun Pertama :

  • Kemampuan Akademik E+ (20)
  • Kemampuan Fisik A+ (96)
  • Kemampuan Berfikir D+ (40)
  • Kontribusi Sosial E+ (19)
  • Kemampuan Keseluruhan C (47)

Pada nilai di tahun pertama, kemampuan akademik dan kontribusi sosial Sudou sangat rendah. Tapi karena kemampuan fisiknya sangat tinggi, dia tidak termasuk dalam peringkat bawah.

Ketika aku memeriksa nilai semua siswa, aku menyadari bahwa Sudou adalah satu-satunya siswa tahun kedua yang mendapat penilaian A+ dalam kemampuan fisik.

Baru-baru ini Sudou juga sudah berusaha meningkatkan kemampuan akademiknya dan menunjukkan pertumbuhan mental yang baik. Kemungkinan besar nilai Sudou akan meningkat di tahun kedua ini.

“Ini mungkin tidak ada kaitannya dengan Kelas D, tapi aku harus memberitahu kalian bahwa ada pengecualian untuk seorang siswa tahun kedua.. yaitu nilai kemampuan fisik Sakayanagi Arisu, nilainya akan disamakan dengan nilai siswa terendah di tahun kedua.”

Kelas A tahun kedua, Sakayanagi Arisu memilikikaki yang cacat. Dia harus menggunakan tongkat agar bisa berjalan. Dengan kata lain, dia tidak bisa berolahraga meskipun dia menginginkannya.

Tapi, sekolah tidak mungkin untuk menghilangkan nilai fisiknya dengan alasan ada bagian tubuh yang cacat. Dalam hal itu, tampaknya pihak sekolah telah sepakat untuk menyamakan nilai fisiknya dengan peringkat terendah.

Bisa dikatakan aplikasi OAA ini sangat penting dalam mencerminkan kemampuan siswa, ini mungkin diusulkan oleh OSIS.

“Aplikasi ini akan membantu kalian untuk meningkatkan kinerja kalian masing-masing dan mengubah persepsi kalian dengan melihat sekilas nama dan wajah siswa, sehingga kalian dapat berinteraksi satu sama lain untuk menetapkan peran, terlepas dari kelas. Tapi kurasa bukan itu saja satu-satunya alasan aplikasi ini dibuat. Menurut pendapat pribadiku… setahun dari sekarang, siswa yang nilai kemampuan keseluruhannya kurang dari tingkat tertentu akan mendapatkan penalty.

“Penalty… tidak mungkin, apa itu dropout…?”

“Mungkin begitu. Tapi ini hanyalah pendapat pribadiku, itu belum tentu benar. Tapi untuk jaga-jaga, lebih baik kalian beranggapan jika nilai kemampuan keseluruhan -E, maka resikonya akan semakin tinggi.”

Saat ini Airi dan Ike termasuk dalam peringkat bawah, nilai kemampuan keseluruhan mereka adalah E.

Jika mereka menjalani kehidupan sekolah tahun ini seperti tahun lalu, maka itu sangat berbahaya bagi mereka.

“Beberapa diantara kalian mungkin tidak puas dengan penilaian sekolah tentang diri kalian. Namun kalian tidak bisa mengeluh karena ini merupakan hasil evaluasi kalian dari sudut pandang sekolah. Jika kalian tidak puas dengan nilai itu, maka pada tahun ini, tunjukkanlah nilai yang memuaskan kepada sekolah.”

“Tapi sensei, bagaimana caraku untuk menunjukkannya!?”

Siswa yang berada di peringkat terendah mengangkat tangannya dengan panik dan mengajukan pertanyaan.

“Salah satunya yaitu menunjukkan kemampuan fisik dalam kegiatan klub bagi yang mengikutinya. Dan bagi siswa yang tidak mengikutinya, kau bisa bergabung ke dalam klub jika kau merasa yakin dengan dirimu. Klub selalu terbuka untuk semua siswa.”

Intinya siswa yang berbakat akan menerima perlakuan istimewa di sekolah ini, sedangkan siswa tidak berbakat akan diperlakukan sebagai sumber masalah.

“Ini seperti persaingan antara siswa.”

Horikita mengeluarkan pendapatnya, namun Chabashira tidak melewatkan hal itu.

Pengenalan aplikasi ini seperti melihat perjuangan siswa yang telah berlalu sejauh ini di kelas.

Kurasa tidak hanya Horikita saja yang memiliki kesan seperti itu.

“Pendapatmu itu bisa dikatakan benar dan bisa juga salah. Sistem yang diperkenalkan pada tahun ini memang dibentuk oleh sekolah, tapi yang mengusulkan OAA adalah Ketua OSIS, Nagumo Miyabi.”

Tampaknya mimpi Nagumo untuk membuat sistem evaluasi berdasarkan kemampuan individu telah tercapai. Ada kemungkinan dia menghabiskan banyak waktu dan melakukan upaya yang besar sebelum mengenalkan aplikasi ini pada pihak sekolah. Itu masuk akal jika melihat pergerakan kecil mereka pada tahun lalu.

“Tapi, konsep dasar kelas tetap sama seperti biasanya. Ingatlah itu selalu agar kalian berusaha mendapatkan nilai yang baik setiap harinya.”

Setelah menginstal aplikasi OAA dan mendapatkan penjelasan, jam pertama di kelas berakhir.

Selama waktu itu, para siswa melihat ponsel mereka masing-masing. Aku juga melihat ponselku dan memeriksa nilai teman-teman sekelasku serta siswa di kelas lain.

“Aku tidak suka melihat peringkatku lebih rendah daripada Kouenji!”

Saat sedang melihat-lihat aplikasi, Sudou berteriak kesal dan menatap Kouenji.

Aku memeriksa nilai Kouenji sambil mendengar keluhan Sudou meskipun aku tidak ingin mendengarnya.

Kelas D Tahun Kedua Kouenji Rokusuke

Hasil Tahun Pertama :

  • Kemampuan Akademik B (71)
  • Kemampuan Fisik B+ (78)
  • Kemampuan Berfikir D (24)
  • Kontribusi Sosial D (25)
  • Kemampuan Keseluruhan C (53)

Kouenji mendapatkan nilai tinggi di bidang akademik dan fisik, itu karena dia menunjukkan spesifikasinya dalam ujian biasa (ulangan).

“Huh! Aku tidak peduli sama sekali meskipun nilainya lebih tinggi dariku.”

Ike yang tidak memiliki nilai yang tinggi, memberikan komentar dengan rasa iri.

“Aku kesal karena Kouenji tidak serius sama sekali. Aku tidak mau mengakuinya.”

Seperti yang dikatakan Sudou, kemampuan fisik Kouenji sangatlah tinggi.

Jika dilihat sekilas.. kemampuan fisiknya hampir sama seperti Sudou, tapi sebenarnya kemampuan fisik Kouenji lebih tinggi daripada Sudou. Apakah dia akan menunjukkan kemampuannya atau tidak, itu tergantung suasana hatinya di kelas, baik itu untuk belajar maupun olahraga. Jika dia tidak tertarik, dia akan melewatkannya dan terkadang dia bertindak secara tidak terduga.

Ini sudah sering terjadi, malahan sejak awal sekolah. Disisi lain, Sudou selalu serius dalam berolahraga dan berhasil menjadi nomor satu di antara tahun ajaran.

Itu wajar bila ada kesenjangan besar dalam penilaian meskipun kemampuan fisik mereka hampir sama.

Yang jadi perbedaannya adalah nilai kontribusi sosial Sudou yang rendah. Dengan kata lain, tentang moral dan sopan santun.

Sudou sering bermasalah dengan siswa lain, sikapnya ini menyebabkan dampak negatif pada orang-orang disekitarnya.

Meski begitu, peringkat mereka tidak jauh berbeda tapi, Sudou tampaknya tidak suka berada di bawah Kouenji.

Jika dibandingkan, alasan kenapa peringkat Kouenji lebih tinggi daripada Sudou karena dia tidak memberikan efek negatif secara langsung pada kelas dan sekolah, sedangkan Sudou pernah terlibat dalam kerusuhan yang besar dan hampir ditangguhkan (diskor). Karena itulah peringkat Sudou berada di bawah Kouenji.

Kouenji mendengar hal itu, tapi dia sepertinya tidak peduli sama sekali.

Setelah menjalani kehidupan sekolah selama satu tahun, sikap Kouenji tidak berubah sama sekali.

Sementara itu.. para siswa lain begitu tergila-gila dengan OAA, sedangkan aku mencoba untuk tidak melihatnya.

Bagaimanapun setelah melihat nilai mereka di tahun sebelumnya, para siswa akan berusaha untuk meningkatkan nilai mereka selama satu tahun ini.

Sistem sekolah yang baru ini merupakan keuntungan sekaligus kerugian bagi kami. Misalnya, item yang bernama kemampuan keseluruhan, menilai kemampuan siswa dan memberikan peringkat untuk sementara waktu.

Seandainya sekarang diadakan ujian khusus yang tidak menyenangkan, tidak perlu di tanya lagi siapa saja siswa yang akan dikeluarkan. Tentu saja itu adalah siswa yang kemampuan keseluruhannya mendapatkan nilai yang rendah.

Aku sedikit khawatir pada Airi, karena namanya termasuk dalam peringkat terendah, sama seperti Ike.

***

Jam pelajaran kedua dimulai dan topik pembahasan di kelas masih berfokus pada OAA.

Mungkin saja hal itu akan menjadi pembicaraan antara siswa selama satu hari penuh.

Aku bisa menebak dengan mudah para siswa yang berpikir begitu.

“Sekarang aku akan menjelaskan garis besar ujian khusus.”

Chabashira mengatakan itu seolah ingin memulai kelas seperti biasanya.

“Ujian khusus pertama kalian sebagai siswa tahun kedua adalah ujian yang belum pernah ada sebelumnya. Sama seperti OAA.”

Tampaknya sistem sekolah telah berubah drastis, apa ini karena pengaruh Tsukishiro? Atau karena Nagumo?

“Ujian khusus kali ini adalah ujian tertulis, tapi bagian yang terpenting adalah.. siswa tahun kedua akan berpasangan dengan siswa tahun pertama untuk menyelesaikan ujian khusus ini.”

“Berpasangan dengan… siswa tahun pertama!?”

Sejak pertama kali menjalani ujian khusus hingga sekarang, kami belum pernah sekalipun berhubungan dengan kelas di angkatan yang berbeda. Kecuali kamp pelatihan, tapi sistem ujian itu masih membuat kami bersaing dengan kelas di angkatan yang sama. Apa mungkin sistem itu telah dihilangkan karena adanya OAA?

“Pada ujian khusus kali ini, yang akan di uji adalah ujian tertulis dan keterampilan berkomunikasi.”

Ujian tertulis dan Keterampilan berkomunikasi. Sekilas, dua hal itu tidak berhubungan sama sekali.

“Sepertinya aku tidak perlu lagi menjelaskan betapa pentingnya ujian tertulis. Sekarang yang perlu kujelaskan adalah keterampilan komunikasi siswa. Saat ini sekolah belum bisa menilai interaksi antara siswa yang beda angkatan kecuali saat festival olahraga dan kamp pelatihan. Karena itu, sekolah beranggapan komunikasi antara siswa di angkatan yang berbeda sangatlah rendah.”

“Tapi, bukankah kami harusnya bersaing dengan angkatan yang sama? Apa aku salah?”

Ike menunjukkan ketidakpuasannya mengenai keterlibatan siswa tahun pertama.

“Aku mengerti maksudmu, tapi maksud dari yang kukatakan ini adalah berpikir secara objektif. Ketika kau memasuki masyarakat, jelas tidak mungkin kau hanya bersaing dengan lulusan baru lainnya di tahun yang sama denganmu. Beberapa dari mereka ada yang dari tahun kedua, dan ada pula veteran yang berusia 20 tahun dan 30 tahun. Terkadang lawan yang lebih tua juga bisa menjadi saingan.”

“Itu… Entah kenapa aku bisa membayangkannya.”

“Ketika dunia beralih ke meritrokasi, banyak perusahaan Jepang yang terikat oleh senioritas dan pekerjaan seumur hidup. S_angat lucu untuk bersaing dengan senior dan junior._ Jika masih ada yang berpikir seperti itu ketika mendengar ujian khusus ini, mereka harus mengubah persepsi tersebut. Jika aku harus memberi contoh, sama seperti lompatan kelas. Ini merupakan sistem yang ada di negara AS, Inggris, German, dan negara lainnya. Sebenarnya sangat aneh jika ada anak kecil yang belajar bersama siswa SMA atau mahasiswa. Apa kalian bisa membayangkan jika ada siswa SD belajar bersama dengan kalian di kelas ini? Apa kalian bisa menerima situasinya?”

Teman sekelasku mencoba membayangkan apa yang dikatakan Chabashira. Aku yakin itu mustahil dan sangat menggelikan.

Di Jepang ada beberapa sekolah yang menggunakan sistem itu. Tentu sajaharus ada kondisi tertentu, tapi kebanyakan orang tidak menyadari fakta bahwa melompat kelas itu bisa saja dilakukan.

Belajar berdampingan, sistem ini tidak begitu sesuai dengan kondisi Jepang saat ini, dan orang-orang tidak akan bisa menerimanya begitu saja. Bahkan White Room pun tidak menjalankan sistem ini, jadi aku bisa memahaminya dengan baik.

Jadi, apa yang dikatakan Chabashira itu sudah jelas mustahil.

Kita tidak perlu meniru semua sistem di negara lain. Karena di Jepang, pendidikan harus sesuai dengan budaya Jepang.

Chabashira mengetahui kalau proses belajar cepat tidak ada dalam program ini, tapi dia tetap menjelaskan sesuai instruksi dari atasannya (pihak sekolah).

“Di masa depan, sekolah akan mengadakan ujian khusus yang membuat kalian bersaing dengan tahun pertama dan tahun ketiga. Tapi kali ini kalian hanya bekerja sama, ingatlah itu.”

Pada ujian khusus kali ini, kami akan mengerjakan ujian tertulis dan berkomunikasi dengan siswa tahun pertama. Namun, ada seorang siswa yang memiringkan kepalanya, tampaknya dia tidak begitu memahami aturannya.

“Agar kalian bisa memahaminya dengan baik, coba kalian ingat ujian khusus tahun lalu. Anggap saja ujian khusus ini adalah Paper Shuffle yang telah ditingkatkan.”

Paper Shuffle adalah ujian tertulis yang bisa diselesaikan dengan berpasangan bersama teman sekelas.

Tapi ujian kali ini bukan pasangan antara teman sekelas, melainkan pasangan antara siswa tahun kedua dan siswa tahun pertama.

Sepertinya hanya itu saja perbedaannya, tapi itu merupakan perbedaan yang besar.

“Kalian bebas untuk bekerja sama dengan siapapun dan kelas manapun, tentunya dengan siswa tahun pertama. Ujian berlangsung hingga akhir bulan, kira-kira dua minggu dari sekarang. Kalian memiliki waktu untuk belajar dan memilih pasangan dengan cermat.”

Dalam ujian khusus kali ini, siswa dapat mengajukan permintaan pasangan di aplikasi OAA.

Saat ini siswa tahun pertama belum mengetahui nama dan wajah siswa tahun kedua. Begitu pula sebaliknya, siswa tahun kedua juga tidak mengetahui nama dan wajah siswa tahun pertama.

Pada saat ujian khusus Paper Shuffle, siswa mencari pasangan di antara teman sekelas. Itu sebabnya siswa bisa mendapatkan pasangan dengan menyesuaikannya.

Dengan kata lain, mudah bagi siswa pintar untuk membantu siswa lainnya agar tidak dikeluarkan dari sekolah.

Namun, kali ini berbeda. Kami harus berusaha untuk menemukan pasangan yang bisa menguntungkan satu sama lain. Selain itu.. pasangan bukan dengan teman sekelas, melainkan dengan junior yang belum dikenal sama sekali.

Setiap siswa memiliki keadaan tersendiri, tahun pertama dengan tahun pertama, tahun kedua dengan tahun kedua. Selain itu, dibutuhkan waktu yang lama untuk membangun kepercayaan.

Seandainya aku mencoba untuk membangun hubungan itu tanpa aplikasi OAA, waktu dua minggu tidak akan cukup sama sekali.

Karena dalam aplikasi OAA aku bisa mengetahui nama dan wajah siswa, lalu aku bisa menyesuaikannya.

Selain itu, aplikasi ini juga menampillan kemampuan akademik siswa.

Jadi.. bisa dibilang ini merupakan jalan pintas.

“Ujian tulis terdiri dari 5 mata pelajaran. Nilai sempurna pada satu mata pelajaran 100 poin, itu berarti total nilainya 500 poin. Aturan utama ujian khusus ini ada dua, pertama : menang atau kalah di tingkat kelas, kedua : menang atau kalah di tingkat individu.”

Chabashira menunjuk papan tulis yang menampilkan aturan serta hadiah ujian khusus.

[Kemenangan Kelas dan Kekalahan Kelas] Bersaing melalui rata-rata nilai yang diperoleh dari semua siswa di kelas dan semua pasangan di kelas.

Hadiah berdasarkan peringkat :

  • Peringkat 1 : 50 poin kelas
  • Peringkat 2 : 30 poin kelas
  • Peringkat 3 : 10 poin kelas
  • Peringkat 4 : 0 poin kelas

[Kemenangan Individu dan Kekalahan Individu]

Nilai siswa akan dikombinasikan dengan pasangannya dan peringkat mereka akan di urutkan berdasarkan total nilai dari yang tertinggi ke yang terendah.

Lima pasangan teratas akan menerima 100.000 poin pribadi untuk setiap siswa dari pasangan tersebut sebagai hadiah bonus.

30% pasangan teratas akan menerima 10.000 poin pribadi.

Seandainya total nilai suatu pasangan 500 poin atau kurang dari segitu, siswa tahun kedua akan dikeluarkan dari sekolah, sedangkan siswa tahun pertama tidak akan menerima poin pribadi selama 3 bulan walaupun kelas mereka memperoleh poin kelas.

Selain itu, siswa yang dianggap telah memanipulasi ujian khusus akan dikeluarkan dari sekolah meskipun nilainya melebihi standar yang di tetapkan. Misalnya : sengaja menurunkan nilai mereka sendiri. Dan pasangannya juga akan mendapatkan hukuman yang sama.

“Aku yakin kalian sudah mengerti. Pada ujian khusus kali ini, siswa akan diperhatikan dan dinilai berdasarkan kemampuan akademik.”

Siswa tidak mungkin bisa mengetahui rinciannya jika tidak ada aplikasi OAA, tapi di aplikasi ini kemampuan siswa akan terlihat oleh semua orang. Jika nilai kemampuan akademik rendah, maka akan sulit untuk mendapatkan pasangan.

Ada juga kemungkinan siswa yang kemampuan akademiknya rendah tidak akan dipilih oleh siapapun untuk menjadi pasangan.

Siswa yang pintar akan bekerja sama dengan siswa pintar untuk meraih peringkat teratas. Siswa yang kemampuan akademiknya rendah akan mencari pasangan yang pintar agar dapat bertahan di ujian khusus ini.

Jika dua siswa berkemampuan akademik rendah berpasangan, mereka akan kesulitan untuk mendapatkan nilai lebih dari 500 poin. Seandainya itu terjadi, maka siswa tahun kedua harus menerima kenyataan pahit.. yaitu dikeluarkan dari sekolah.

Siswa tahun kedua sudah memahami sedikit tentang mekanisme sekolah, sulit bagi mereka untuk meninggalkan sekolah karena telah membangun persahabatan dengan teman sekelas.

Jika mengabaikan hadiah teratas, siswa bisa membantu teman sekelas yang membutuhkan pertolongan.

Tapi jika berhubungan dengan siswa tahun pertama, akan sulit untuk membantu teman sekelas yang akademiknya rendah.

Dan jika mereka tidak lulus ujian, mereka akan di keluarkan dari sekolah, sedangkan siswa tahun pertama tidak akan menerima poin pribadi selama 3 bulan. Aku merasa hukuman siswa tahun pertama tidak terlalu berat.

Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan tentang hukuman ini, hanya saja.. aku teringat kejadian setahun yang lalu, dimana banyak siswa di kelas ini yang menginginkan Sudou keluar dari sekolah.

“Pasangan akan terdaftar di OAA jika sudah disetujui oleh kedua belah pihak. Pasangan dapat dibentuk mulai hari ini, tapi begitu kalian sudah memutuskan pasangan dan menyetujuinya, kalian tidak akan bisa mengganti pasangan setelah itu.. apapun alasannya.”

Jika demikian, sulit untuk memutuskan pasangan kecuali memiliki kemampuan akademik yang tinggi. Karena keputusan yang terburu-buru akan menyebabkan penyesalan untuk nantinya.

Layar di monitor beralih ke tampilan informasi tentang pasangan.

[Aturan serta cara memutuskan pasangan] Siswa hanya bisa mengajukan permintaan berpasangan 1× sehari kepada siswa lain yang diinginkan melalui OAA.

Jika tidak diterima, permintaan akan diperbarui setelah 24 jam.

Jika diterima, pasangan akan terbentuk dan tidak bisa dibatalkan.

Kecuali untuk masalah yang tidak dapat dihindari seperti putus sekolah atau penyakit berat.

Kedua siswa yang telah berpasangan akan ditampilkan di OAA, aplikasi ini akan diperbarui pada jam 8 pagi setiap harinya selama ujian khusus ini berlangsung.

Dengan aturan ini, tidak ada gunanyasiswa mengirim permintaan dalam jumlah yang banyak. Itu akan menjadi sia-sia jika mengirimkannya kepada beberapa orang, karena ada kemungkinan orang itu telah berpasangan dengan orang lain di hari yang sama.

Yah.. aku juga ingin tahu apakah ada siswa yang mau menerima permintaan untuk berpasangan dari orang yang tidak dikenalnya.

Mungkin aturan ini dibuat agar siswa bisa mengetahui siapa saja yang bekerja sama. Alasannya tentu saja untuk memudahkan siswa menganalisis kekuatan dari kelas lain.

“Sensei! Kurasa tidak ada kohai yang mau berpasangan denganku! Apa aku harus meningkatkan keterampilan komunikasiku?”

Kata-kata Ike cukup masuk akal.

Kebanyakan siswa tidak ingin berpasangan dengan siswa berkemampuan akademik rendah, karena tidak ada untungnya sama sekali.

Jika tetap seperti itu sampai hari terakhir, banyak siswa yang tidak akan mendapatkan pasangan.

“Jangan khawatir. Meskipun banyak siswa yang tidak begitu diperhatikan, sekolah telah memperkirakan situasi seperti itu tidak akan terjadi. Jika kau tidak bisa mendapatkan pasangan hingga hari ujian tertulis tiba, pasanganmu akan dipilih secara acak pada jam 8 pagi di hari tersebut.”

Setelah mendengar penjelasan tersebut, Ike meletakkan tangan di dadanya seolah merasa lega.

“Tapi siswa yang tidak dapat berpasangan akan diperlakukan secara berbeda dengan siswa yang mendapatkan berpasangan. Siswa yang mendapat pasangan secara acak di hari ujian tertulis akan mendapat pengurangan nilai sebanyak 5% dari total nilai mereka.”

Para siswa di kelas terkejut mendengar adanya hukuman pengurangan nilai sebanyak 5%.

Masalahnya bukan karena tidak bisa mengikuti ujian, melainkan kerugian yang sangat besar.

“Sensei, di tahun kedua sudah ada tiga orang yang keluar dari sekolah. Bagaimana dengan tiga siswa tahun pertama yang tidak mendapat pasangan?”

Chabashira menjawab pertanyaan Yousuke seolah-olah itu adalah hal yang sepele.

“Tiga siswa tersebut akan melaksanakan ujian sendiri dan nilainya akan digandakan. Tapi hukuman minus 5% akan tetap berlaku, jadi tidak begitu banyak siswa yang bersedia untuk melaksanakan ujian sendiri.”

Itu sama seperti memainkan peran dua orang. Tidak akan ada masalah jika siswa tahun pertama yang berkemampuan akademik tinggi melaksanakannya sendirian.

Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk mengkhawatirkan Ike dan Sudou. Karena bagiku ini merupakan ujian yang sangat sulit. Alasannya adalah.. jika total nilaiku tidak lebih dari 500 poin, aku akan dikeluarkan dari sekolah.

Dengan kata lain, pasanganku memiliki peran yang penting bagiku untuk menyelesaikan ujian ini. Setidaknya dia harus bisa mendapatkan nilai 100 poin.

Bahkan jika nilaku sempurna di semua mata pelajaran, jika pasanganku mendapat nilai 0 poin, aku tidak bisa menghindari putus sekolah.

Seperti biasa, aturan ujian khusus sangat kejam dan berbahaya. Tapi siswa tahun pertama tidak akan di drop out jika nilainya tidak mencukupi, sedangkan siswa tahun kedua akan di drop out, bagiku ini tidak masuk akal sama sekali. Namun ini adalah aturan dari sekolah, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mematuhinya.

“Siswa yang dianggap telah memanipulasi ujian akan dikeluarkan dari sekolah, seperti sengaja menurunkan nilainya. Jika pihak ketiga juga sengaja mendapat nilai rendah, maka sekolah akan memberinya hukuman yang sama.”

Tentu saja begitu karena ujian khusus sangatlah penting di sekolah ini.

Bisa dikatakan itu merupakan langkah-langkah untuk mencegah penipuan, seperti mengancam akan lepas kendali lalu menuntut poin pribadi. Jika itu terjadi, sekolah tidak akan bisa mengetahui hasil nilai ujian dengan jelas. Aturan ini dibuat agar siswa tidak khawatir saat melaksanakan ujian.

Tapi aku merasa posisiku tetap tidak aman, bahkan jika aku mengikuti aturan ujian dengan baik. Alasannya adalah… Siswa White Room.

Aturan ini memang bisa mencegah pihak lain untuk mengeluarkanku, karena jika dia melakukannya, dia juga akan dikeluarkan dari sekolah.

Tapi beda lagi ceritanya jika siswa white room ikut terlibat. Seandainya dia berhasil berpasangan denganku, dia akan mencetak 0 poin tanpa ampun sedikitpun.

Dengan kata lain, jika aku berpasangan dengan siswa White Room, maka itu akan menjadi akhir bagiku.

Pada ujian kali ini, ada kemungkinan ‘1/16’ aku akan keluar dari sekolah.

(Tl note : ' 16 hari berlangsungnya ujian khusus ini)

Awalnya aku sempat memperkirakan, seandainya pasanganku dikeluarkan karena menyabotase ujian, aku tidak akan dihukum dan dianggap lulus ujian. Tapi sejauh ini, aku belum mendengarnya sama sekali.

Mungkin karena pihak sekolah percaya tidak ada siswa yang sengaja melakukan tindakan yang membuat dirinya dikeluarkan dari sekolah. Bahkan jika ada siswa yang melanggar aturan, pihak sekolah akan segera mengambil tindakan.

Dikeluarkan dari sekolah karena berpasangan dengan siswa yang melanggar aturan, itu terlalu menyedihkan. Tapi jika hanya aku satu-satunya yang seperti itu, maka itu berarti orang itu sudah mengambil tindakan.

Namun, bisa dikatakan juga itu salahku sendiri karena tidak berhati-hati memilih pasangan dalam ujian khusus ini.

Ada celah kecil yang terbuka dalam aturan ini sehingga dapat digunakan dengan fleksibel.

Bayangan Tsukishiro terlintas dibenak ku. Sudah jelas dia lah yang membuat aturan ini.

Aku tidak boleh lengah dalam ujian khusus ini. Aku harus memilih pasangan dengan cermat dan menghindari siswa White Room. Lalu kemungkinanku bisa selamat akan lebih tinggi.

Lebih baik aku bertindak cepat dan memilih pasangan selain siswa White Room. Tapi nilai akademikku dalam OAA adalah C. Aku tidak bisa memilih pasangan sesuka hatiku.

Bahkan jika aku mengajukan permintaan kepada siswa yang nilai akademiknya rendah, dia belum tentu mau berpasangan denganku, malahan dia akan merasa gelisah.

Dalam hal itu, aku hanya bisa mengirimkan permintaan kepada siswa dengan nilai yang sama sepertiku yang menurutku aman. Tapi ada kemungkinan lawan telah mengantisipasi tindakanku itu dan memanfaatkan evaluasi itu.

Dilihat dari aturannya, ujian khusus kali ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada ujian yang telah diadakan selama ini.

“Sensei. Bagaimana tingkat kesulitan dalam ujian tertulis?”

Horikita mengangkat tangannya dan menanyakan bagian penting pada Chabashira.

“Aku tidak akan merahasiakannya.. Banyak soal yang sangat sulit untuk diselesaikan. Ini jelas merupakan ujian tertulis yang paling sulit daripada yang pernah kalian hadapi sebelumnya. Tapi itu berlaku jika kalian ingin menyelesaikan semua soal dan menargetkan nilai yang tinggi. Bagaimanapun, siswa yang kemampuan akademik E bisa memperoleh nilai lebih dari 150 poin. Dan bila mereka belajar selama beberapa hari, mungkin mereka bisa memperoleh nilai 200 poin. Panduannya ada di sini….”

Chabashira menampilkan tabel prediksi nilai ujian tertulis berdasarkan kemampuan akademik.

  • Kemampuan Akademik E 150 poin hingga 200 poin
  • Kemampuan Akademik D 200 poin hingga 250 poin
  • Kemampuan Akademik C 250 poin hingga 300 poin
  • Kemampuan Akademik B 350 poin
  • Kemampuan Akademik A 400 poin

“Jika kalian mempersiapkan diri dengan benar, kalian bisa mendapatkan nilai seperti ini. Tapi ingatlah, jika kalian tidak belajar sama sekali, nilai kalian mungkin saja akan kurang dari prediksi ini.”

Kalimat terakhir yang di ucapkan Chabashira tidak sesuai dengan tabel prediksi di layar monitor.

“Seperti yang kalian lihat, siswa berkemampuan akademik A bisa memperoleh nilai 400 poin. Tapi aku yakin tidak ada siswa yang bisa mendapat nilai 90 poin dalam satu mata pelajaran, apalagi nilai sempurna tidak akan ada di ujian ini.”

Tampaknya perkataan Chabashira berkaitan dengan bagian tersulit dalam ujian khusus ini. Bagaimanapun, jika dua siswa berkemampuan akademik E berpasangan, kemungkinan besar mereka akan putus sekolah.

“Kurang lebih itulah garis besar ujian khusus yang diadakan pada bulan April ini. Fokuskan energi kalian untuk mengatasinya…..”

Menurut Chabashira, selama kami mempelajari dengan benar pelajaran di kelas satu, sepertinya kami akan baik-baik saja.

***

Pada waktu istirahat, banyak siswa berkumpul disekitar Yousuke.

“Aku akan mendengarkanmu.”

Horikita juga berdiri dan bergabung bersama mereka.

“A-Apa yang harus kulakukan, Hirata!? Ini masalah besar… Penilaianku E!”

Ike meminta bantuan kepada Yousuke sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya.

“Mari kita tenang dulu, lalu memastikan kebijakan kita.”

Yousuke meminta Ike untuk menenangkan dirinya, kemudian dia melihat ke seluruh siswa di kelas.

“Ya, tidak perlu panik.”

“Ta-tapi itu!”

“Memang benar ini bukanlah ujian yang mudah. Untuk memastikan nilai lebih dari 500 poin, siswa akademik E harus berpasangan dengan siswa tahun pertama yang berkemampuan akademik B atau lebih tinggi. Jika kamu bisa bekerja sama dengan siswa tersebut, maka ini akan menjadi ujian yang aman bagimu.”

Horikita menjelaskan bahwa apa yang diperlukan untuk lulus ujian ini adalah menenangkan diri.

“Dan kita pernah bekerja sama pada ujian yang sama persis seperti ini di tahun lalu. Jika kamu mempersiapkan diri sebelumnya dan bekerja sama, bukan hal yang mustahil untuk mendapatkan nilai ujian lebih dari 250 poin atau 300 poin.”

“Ya, persis seperti yang dikatakan Horikita-san. Kita bisa menyelesaikan ujian ini jika kita semua bekerja sama.”

Mendengar perkataan Yousuke yang sependapat dengan Horikita, para siswa secara perlahan menenangkan diri mereka.

“Yang terpenting adalah tidak terburu-buru dalam memutuskan pasangan. Tapi kamu bisa membuat keputusan jika siswa dengan kemampuan akademik B atau lebih tinggi mau berpasangan denganmu.”

Memang benar kami bisa memutuskan sendiri pasangan kami, tapi pasangan tidak akan bisa diganti sampai ujian berakhir.

Kami perlu memastikan bahwa kami bisa mendapatkan nilai lebih dari 500 poin.

“Selain itu, jika nilai akademikmu B+ atau di atasnya, jangan terburu-buru mengambil tindakan. Lihatlah situasi terlebih dulu dan juga penting untuk meninggalkan siswa tahun pertama yang pintar agar bisa menyelamatkan semua orang. Bagaimanapun.. apa kalian pintar belajar atau tidak, harap konsultasikan terlebih dahulu kepadaku atau Hirata-kun jika ingin bertindak.”

Horikita hanya mengatakan hal yang diperlukan. Dia meminta agar siswa di kelas tidak membuat kepanikan.

Siswa berprestasi seperti Keisei dan Mii-chan juga menunjukkan niat untuk bekerja sama tanpa ragu sedikitpun. Bukan hal yang mustahil bagi kami untuk bernegosiasi dengan seluruh kelas, tapi akan sulit menemukan pasangan dengan lancar. Karena kami harus menghadapi saingan dari kelas lain dan juga waktu.

“Aku akan mencoba bernegosiasi dengan siswa yang baru bergabung dengan klub sepak bola. Tampaknya ada beberapa siswa yang pintar dan mungkin saja mereka mau berpasangan dengan siswa di kelas kita.”

Yousuke mengusulkan rencananya kepada Horikita.

“Aku senang mendapat bantuanmu. Maukah kamu membantu?”

Yousuke tersenyum kepadanya. Selain itu, Horikita tidak bisa melakukan apa-apa jika itu berkaitan dengan klub.

“Dan untuk siswa berkemampuan akademik -C, kita harus mengadakan belajar kelompok.”

“Ini adalah keputusan yang tepat. Mari kita bekerja sama untuk menemukan pasangan.”

Di tahap awal ini, menjelaskan kebijakan ke seluruh siswa di kelas akan membuat kemajuan yang besar. Siswa bisa memahami apa yang tidak dikuasainya, dan mereka bisa yakin bahwa tidak ada satupun orang yang akan meninggalkan mereka.

“Ada satu hal lagi Horikita-san. Diantara siswa akademik C atau lebih tinggi, ada beberapa siswa yang kurang mahir berkomunikasi. Aku akan berusaha membantu mereka mencari pasangan yang menguasai bidang yang berbeda.”

“Terima kasih. Kamu sangat membantu.”

Bahkan tanpa diskusi secara rinci, dua orang pemimpin kelas bisa saling mengerti hanya dengan sedikit bicara.

Horikita dan Yousuke melanjutkan pembicaraan mereka untuk mengatur rencana agar bisa meyakinkan para siswa di kelas.

Meskipun sebelumnya mereka berdua pernah berdebat secara langsung, yaitu saat ujian sebelumnya ketika tindakan Horikita yang tidak sesuai dengan pemikiran naif Yousuke, tapi sekarang mereka telah bekerja sama dengan baik.

“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan klub basket, Sudou-kun? Ada beberapa siswa yang bergabung, kan?”

Horikita bertanya kepada Sudou yang biasanya selalu bersemangat tentang kegiatan klub.

Namun Sudou mengalihkan pandangannya.

“Oh, itu…..”

“Itu?”

“Beberapa hari sudah berlalu sejak kegiatan klub dimulai, tapi tidak ada seorangpun yang bergabung. Kurasa… itu gara-gara aku.”

“Maksudmu mengintimidasi?”

“Yah, bisa dibilang begitu. Kau tahu kan kalau aku selalu serius tentang bola basket.”

Intinya dia sudah menjadi senior yang tidak disukai. Tapi itu mungkin bukan salahnya karena dia selalu serius dengan bola basket. Terkadang senior yang ketat dalam pelatihan olahraga bisa saja disukai, atau sebaliknya.. tidak disukai.

“Jangan khawatirkan itu. Kamu hanya perlu fokus belajar dan memikirkan ujian khusus.”

“Oh, baiklah.”

Horikita mengatakannya dengan tegas, karena jika dia menggerakkan Sudou secara sembarangan, tidak akan ada hasilnya sama sekali.

***

Pada waktu istirahat makan siang, aku dipanggil oleh Horikita dan pergi ke koridor.

“Aku ingin membicarakan sesuatu yang tidak bisa kukatakan di kelas, kalau di sini kita bisa tahu jika ada seseorang yang datang.”

“Apa kau ingin membicarakan tentang ujian khusus?”

“Ya. Chabashira-sensei mengatakan tingkat kesulitan ujian khusus kali ini lebih tinggi daripada yang sebelumnya. Ini akan menjadi tantangan bagi siswa yang kemampuan akademiknya rendah, tapi ini akan menjadi perkembangan yang ideal bagi kamu dan aku untuk bersaing.”

Jadi, dia ingin menegaskan tentang janji kami sebelumnya ya.

Pada saat liburan musim semi, aku dan Horikita membuat satu janji, yaitu bersaing untuk memperoleh nilai tertinggi di satu mata pelajaran dalam ujian tertulis. Jika aku menang, Horikita akan bergabung dengan OSIS. Jika Horikita menang, aku akan menggunakan semua kemampuan yang kusembunyikan selama satu tahun untuk membantu kelas. Chabashira telah mengatakan bahwa sulit bagi siswa akademik A untuk mendapatkan nilai 90 poin atau lebih dalam satu mata pelajaran. Jika tingkat kesulitannya sangat tinggi, aku dan Horikita tidak akan mendapatkan hasil imbang seperti nilai sempurna.

“Kamu tidak memiliki keluhan, kan?”

Dia meminta konfirmasiku untuk bersaing pada ujian kali ini.

“Tidak sama sekali.”

Tidak ada gunanya membahas hal itu terlalu lama, jadi aku menerimanya begitu saja.

“Baguslah, kalau begitu kita bisa lanjut ke cerita berikutnya.”

Dia tampak puas dengan konfirmasiku.

Lalu aku mengeluarkan ponselku dan menjalankan aplikasi OAA yang baru saja ku instal pagi ini.

“Aku sudah memeriksa jumlah siswa tahun pertama yang berprestasi, tentu saja yang memiliki kemampuan akademik B atau yang lebih tinggi. Ada 17 orang di Kelas A, 13 orang di Kelas B, 13 orang di Kelas C dan 11 orang di Kelas D.”

Totalnya 54 orang. Jumlahnya cukup masuk akal.

“Di kelas kita hanya ada 4 siswa yang nilai akademiknya E. Jika di gabungkan dengan siswa akademik D, totalnya ada 12 siswa. Bisa dikatakan kondisi ini cukup baik dengan siswa tahun pertama.”

“Masalah utamanya adalah seberapa banyak kita (Kelas D) bisa mengajak siswa tahun pertama yang berprestasi untuk bekerja sama dengan kita.”

Walaupun ada 54 orang, persaingan dengan kelas lain tidak bisa dihindari. Jika kami menunjukkan sedikit celah, mungkin saja siswa berprestasi sudah di rebut semuanya.

“Tentu saja kelas yang berhasil bekerja sama dengan sebagian besar dari 54 orang ini akan diuntungkan. Di sisi lain, kelas yang bekerja sama dengan banyak siswa akademik D+ akan dirugikan.”

Yah, itu semua karena aplikasi OAA. Aplikasi ini memiliki fitur yang sangat berguna. Kelas yang memanfaatkan fitur ini sebaik mungkin akan semakin dekat dengan kemenangan.

“Sakayanagi-san, Ryuuen-kun dan Ichinose-san. Aku yakin semua pemimpin kelas telah bergerak mulai hari ini.”

Diantara pemimpin kelas, Sakayanagi di Kelas A akan menyerang secara agresif.

Hal yang harus kami lakukan sekarang adalah bekerja sama dengan kelas yang siswanya berkemampuan akademik tinggi, lalu membuatnya bekerja sama dengan teman sekelas kami.

Seandainya aku menjadi seorang kohai, aku bisa melihat keunggulan Kelas A tahun kedua melalui OAA. Dan jika aku bisa bekerja sama dengan mereka, aku bisa masuk ke peringkat teratas.

Tapi, itu mustahil jika dengan Kelas D tahun kedua.

“Pertama-tama, kumpulkan siswa sekelas dan bantu mereka menemukan pasangan terutama siswa akademik D dan E.”

Horikita mengangguk dan setuju dengan perkataanku.

“Aku belum yakin 100%, tapi aku sudah membuat daftar pasangan untuk siswa di kelas kita. Dan seperti dugaanku, siswa yang harus dibantu terlebih dahulu adalah Sudou-kun.”

“Tunggu dulu. Memang benar evaluasi akademik Sudou adalah E tapi, menurutmu sendiri bagaimana?”

Nilai Sudou pada awal masuk sekolah sangatlah rendah, jadi karena itulah dia mendapatkan penilaian E. Namun pada semester kedua tahun pertama, kemampuan akademiknya meningkat secara perlahan. Dengan kata lain, cukup masuk akal jika nilainya tinggi sekarang.

“Kurasa….. akademiknya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan selama liburan musim semi, Sudou-kun berusaha keras untuk belajar agar bisa mengejar ketinggalannya selama ini.”

“Apa kalian melakukan sesi belajar setiap hari?”

“Tidak. Aku tidak punya waktu luang untuk belajar dengannya setiap hari. Aku mengajarinya dasar-dasar yang diperlukan untuk belajar sendiri sampai tingkat tertentu. Sesekali aku memeriksa tugasnya dan langsung mengembalikannya di hari itu juga.”

“Hei…..”

Dari perkataan Horikita, aku bisa mengetahui bahwa itu adalah upaya Sudou untuk mendekati Horikita.

“Sejujurnya, akademik Sudou-kun lebih tinggi dibandingkan siswa lain… Kira-kira D atau D+.”

Tentu saja, itu hanya berlaku untuk aritmatika.

Mengingat Sudou setahun yang lalu, bisa dikatakan perkembangannya ini meningkat dengan pesat.

“Kukira Sudou akan panik ketika mendengar ujian khusus, tanpa diduga dia cukup tenang…”

Tapi dia menjadi berisik karena penilaiannya kalah dari Kouenji.

“Kau bilang akademik Sudou adalah D, tapi kenapa dia lebih diutamakan daripada Ike?”

“Itu karena kepribadiannya. Seperti yang kukatakan tadi pagi, sikapnya yang memberi tekanan tekanan tinggi dalam kegiatan klub.”

Setelah menganalisanya dengan baik, kurasa Sudou tidak melakukan apa-apa.

“Seandainya kamu menjadi siswa baru yang tidak tahu apa-apa, siapa yang lebih mudah di ajak bicara antara Sudou-kun dan Ike-kun?”

“Kurasa… Ike.”

“Ya. Itu adalah Ike.”

Sudou yang berbadan besar dan bersuara keras memiliki kesan yang menakutkan.

Jika aku berada dalam situasi itu, aku lebih memilih untuk bekerja sama dengan Ike yang mudah diajak bicara.

“Mungkin lebih sulit menemukan pasangan karena memiliki kepribadian buruk dibandingkan kemampuan akademik yang rendah.”

Karena itulah aku menetapkannya sebagai siswa yang harus dihindari.

“Aku mengerti. Jika bisa, aku ingin berpasangan dengan siswa tahun pertama yang akademiknya B atau lebih tinggi.”

“Ya. Kupikir itu bagus untukmu. Aku ingin bergerak cepat, maukah kamu bekerja sama?”

“Kerja sama? Kurasa tidak ada yang bisa kubantu.”

“Kamu bisa mengatakan kepadaku pendapatmu. Selain itu, ada baiknya memiliki seseorang yang dipercaya untuk berada didekatku.”

“Itu berarti, kau percaya padaku?”

“Aku percaya semua teman sekelasku.”

Dilihat dari ekspresinya, aku tidak dapat mengetahui seberapa tinggi rasa percayanya kepadaku.

“Apa mungkin kamu khawatir tidak bisa mengalahkanku karena tidak belajar bahkan selama satu menit?”

Provokasinya tidak berarti sama sekali.

Menurut Horikita, aku seperti mempersiapkan diri untuk belajar di kamar karena aku ingin melarikan diri darinya.

“Aku sangat cemas.”

Kring. Aku bersyukur nada ponselku berbunyi, ini bisa kujadikan sebagai pelarian.

Tampaknya itu adalah pesan yang dikirim oleh pemimpin Kelas B tahun kedua, Ichinose Honami di obrolan semua siswa. Isi pesan tersebut adalah :

[Selama hari ujian, aku mendapat izin untuk mengadakan pertemuan pertukaran antara siswa tahun kedua dan siswa tahun pertama di gedung olahraga pada jam 4 sampai jam 5 sore.]

Pernyataan di pesan ini akan menjadi bantuan bagi siswa tahun kedua agar lebih berkomunikasi dengan siswa baru.

“Seperti yang diharapkan dari Ichinose-san. Dia mengambil tindakan bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk semua orang.”

Saat ini masih belum diketahui berapa banyak siswa yang akan berpartisipasi, tapi tidak ada salahnya pergi kesana untuk melihat situasinya. Dan juga, ada kemungkinan pasangan akan terbentuk di sana.

Namun Horikita menunjukkan ekspresi yang kurang memuaskan. Mungkin dia memikirkan rencana yang sama dengan Ichinose.

“Ada apa? Ujian khusus baru saja dimulai.”

“Ya, itu benar. Pertama-tama, aku memutuskan bahwa kita akan melihat situasinya terlebih dahulu.”

Itu berarti kami akan berpartisipasi dalam pertemuan pertukaran ini sepulang sekolah. Dan tanpa kusadari, aku sudah ikut terlibat.

Yah, kalau sekedar mengikuti saja tidaklah masalah, tapi…..

Aku mencoba mengalihkan pandanganku dari Horikita. Dia seolah-olah menyadarinya dan menatapku dengan tajam.

“Oke, oke. Aku akan pergi denganmu.”

“Oh, apa kamu yakin akan membantuku? Padahal kamu selalu menghindariku beberapa waktu ini, tapi sekarang kamu menjadi orang yang sangat membantu.”

Dia sadar bahwa aku menghindarinya, tapi dia masih tetap mau memanggilku.

“Aku hanya ingin melihat dari dekat pertarunganmu.”

“Aku mengerti, masih terlalu cepat untuk menggunakan kata-kata kerja sama.”

Horikita tampak puas ketika aku bersedia ikut dengannya. Pada ujian khusus kali ini, aku harus membuat pergerakan agar bisa bertahan. Terkadang aku lebih mudah bertindak jika bersama Horikita.

“Kalau begitu dalam perjalanan aku seolah-olah akan bicara kepada diriku sendiri. Merupakan hal yang bagus jika bisa menaikkan nilai Sudou-kun dan Ike-kun sampai ke standar lulus yang telah ditetapkan. Tapi inti dari ujian khusus ini adalah persaingan antara siswa berprestasi. Itu berarti Ryuuen-kun dan Sakayanagi-san akan membuat pergerakan… Dengan kata lain, kita harus memperhatikan rencana kita.”

Meskipun Horikita bicara seperti biasa, aku merasakan ada yang berbeda dari dirinya sekarang dibanding dirinya yang dulu.

Biasanya Horikita akan fokus mempertahakan Sudou dan siswa yang lain, lalu mengabaikan rencana musuh hingga akhir. Tapi kali ini berbeda, kewaspadaannya sangat tinggi sejak awal.

“Tentu saja sekarang aku belum mengetahui rencana mereka secara detail. Tapi aku yakin poin pribadi akan menjadi kunci utamanya.”

Transaksi poin pribadi. Horikita merasa yakin bahwa poin pribadi akan menjadi faktor penting dalam ujian khusus ini. Karena saat ini siswa tahun kedua dan tahun pertama belum memiliki hubungan yang dekat. Singkatnya, membayar dengan poin pribadi akan cara tercepat untuk bisa bekerja sama.

“Aku tidak tahu berapa banyak total poin pribadi di Kelas A dan Kelas C. Tapi jika mereka ingin merekrut siswa yang pintar, mereka harus bisa memimpin dengan rencana yang matang.”

“Kau benar. Ini merupakan cara termudah bagi siswa tahun pertama untuk memahaminya.”

Setiap orang akan merasa senang mendapatkan poin pribadi yang dibayar dengan akademik mereka.

Namun jika membayar dalam jumlah banyak, poin pribadi akan habis dalam waktu singkat. Terutama Kelas D tahun kedua, memiliki dana yang lebih sedikit daripada kelas lain.

“Kita juga harus membayar dengan poin pribadi untuk mengamankan beberapa siswa yang pintar.”

Intinya kami bersaing melalui poin pribadi. Tampaknya di ujian khusus kali ini, poin pribadi memiliki peran yang sangat penting.

Namun, aku tidak sabar untuk pergi ke pertemuan pertukaran seperti yang dikatakan pesan yangdikirim oleh Ichinose beberapa waktu yang lalu.

“Pertama-tama, mari kita lakukan pengintaian di pertemuan pertukaran. Jika ada kesempatan, aku akan bertindak saat itu juga. Tapi aku tidak akan bertindak dengan ceroboh.”

Apakah Horikita sudah memutuskan kebijakan atau belum? Perkataannya terdengar seperti tidak memiliki makna yang mendalam.

“Ngomong-ngomong, Ayanokouji-kun. Apa kamu bisa menemukan pasanganmu sendiri?”

“Jika aku boleh bertanya, apa kau akan menemukan pasangan untuk ku?”

“Kemampuan akademikmu itu adalah C dalam penilaian OAA. Jadi tidak masalah dengan siapapun kamu berpasangan, bukan?”

“Kalau begitu, aku akan meminta bantuanmu ketika aku sedang kesulitan.”

Siswa tahun pertama yang berpasangan dengan Horikita dan Yousuke dapat dikatakan sebagai siswa dari White Room. Meski begitu, dia akan tidak bisa bertanya secara langsung dan pura-pura tidak tahu. Tapi jika dia memiliki semua informasi tentang kelasku, aku akan kesulitan untuk menyusun rencana dan membuat pilihan. Bisa dikatakan akan sulit bagiku untuk menghindarinya, karena aku hanya bergerak di balik layar.

Selain itu, kemungkinan besar banyak siswa tahun pertama yang ingin berpasangan dengan Horikita dan Yousuke. Tidak mudah untuk mengenalinya, jika menyuruh mereka berdua mengganti pasangannya satu-persatu juga bukan hal yang bagus.

“Sebaiknya kamu jangan terlalu santai. Bukannya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya saja pengurangan nilai 5% karena kehabisan waktu akan cukup merugikan bagi kelas.”

“Kau benar.”

Aku tidak bermaksud untuk menjadi yang tersisa (tidak dapat menemukan pasangan), hanya saja aku sedikit khawatir dengan siswa dari White Room.

Tidak salah lagi. Dia berada di antara siswa tahun pertama.

~Chapter 2 End~